Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai
oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Di dalam webster’s New Internasional Dictionary
mengungkapkan tentang prestasi yaitu: “Achievement test a
standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more
lines of work a study” (Webster’s New Internasional Dictionary, 1951 : 20) yang
mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standar tes untuk
mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari
garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah
hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251)
Pengertian Prestasi Belajar Menurut Ahli
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi, secara teori prestasi belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat memuaskan suatu
kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat
belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat
secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi).
Disamping itu siswa memerlukan/ dan harus menerima umpan balik
secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai raport/nilai test)
(Psikologi Belajar DRS.H Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono 151)
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang
dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha
belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan
jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.
Ada beberapa cara untuk
meningkatkan prestasi salah satunya adalah dengan memperhatikan dan
mencermati gaya
belajar dan cara belajar yang
baik.
Cara Mengukur Prestasi Belajar
Metode yang selama ini digunakan adalah dengan mengukur tes-tes,
yang biasa disebut dengan ulangan. Tes dibagi menjadi dua yaitu: tes formatif
dan tes sumatif. Tes formatif adalah tes yang diadakan sebelum atau selama
pelajaran berlangsung, sedangkan tes sumatif adalah tes yang diselenggarakan
pada saat keseluruhan kegiatan belajar mengajar, tes sumatif merupakan ujian
akhir semester.
Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Evaluasi Pendidikan
(1986: 26) menyebutkan “ Tes dibedakan menjadi tiga macam yaitu tes
diagnostik, tes formatif, tes sumatif”
1. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk
menentukan kelemahan dan kelebihan siswa dengan melihat gejala-gejalanya
sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan tersebut pada siswa dapat dilakukan
perlakuan yang tepat.
2. Tes formatif adalah untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah memahami suatu satuan pelajaran tertentu. Tes ini diberikan sebagai usaha memperbaiki
proses belajar.
3. Tes sumatif dapat digunakan pada ulangan umum
yang biasanya dilaksanakan pada akhir catur wulan atau semester. Dari tes
sumatif inilah prestasi belajar siswa diketahui.
Dalam penelitian ini evaluasi
yang digunakan adalah dalam jenis yang di titik beratkan pada evaluasi belajar
siswa di sekolah yang dilaksanakan oleh guru untuk mengetahui prestasi belajar
siswa.
Sebagaimana yang telah diuraikan di atasbahwa tes ini
dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Khusus terkait dengan pembelajaran,
tes ini dapat berguna untuk mendeskripsikan kemampuan belajar siswa,
mengetahui tingkat keberhasilan PBM, menentukan tindak lanjut hasil
penilaian, dan memberikan pertanggung jawaban (accountability).
Belajar Efektif
Menurut The Liang Gie ada 4 macam cara belajar efektif yaitu:
keteraturan cara belajar, disiplin belajar, konsentrasi dan
pemakaian perpustakaan (The Liang Gie, 1988 : 57 – 65)
1) Keteraturan Dalam Belajar
Cara belajar yang efektif dan efisien mengandung asas-asas
tertentu yang tidak saja untuk dipahami melainkan lebih dihayati sepanjang masa
dalam belajarnya. Asas adalah suatu dalil umum yang dapat diterapkan pada suatu
rangkaian kegiatan untuk menjadi petunjuk dalam melakukan tindakan-tindakan.
Yang menjadi pokok pangkal pertama dalam mencapai titik temu belajar yang baik
ialah adanya suatu keteraturan, baik dalam belajar, mencatat ataupun menyimpan
alat-alat perlengkapan untuk belajar.
2) Disiplin Belajar
Asas lain cara belajar yang baik ialah disiplin. Dengan
jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha
belajar, barulah seseorang mempunyai cara belajar yang baik. Karena berdisiplin selain akan membuat seseorang memiliki
kecakapan mengenai cara belajar yang baik juga merupakan suatu proses kearah
pembentukan watak yang baik yang akan menciptakan pribadi yang luhur. Dengan
demikian cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki
seseorang dengan jalan latihan.
3) Konsentrasi
Setiap orang yang sedang menuntut ilmu harus melakukan
konsentrasi dalam belajarnya, karena tanpa konsentrasi dalam belajarnya, tak
mungkin berhasil menguasai pelajaran yang
diberikannya. Konsentrasi adalah pemusatan
pikiran terhadap suatu hal dengan menyampaikan semua hal lainnya yang tidak
berhubungan.
4) Pemakaian Perpustakaan
Selain keteraturan, disiplin dan konsentrasi masih ada satu hal
lagi yang perlu dijadikan pedoman, yaitu perpustakaan, sebab tidak ada belajar
yang dapat dilaksanakan tanpa bacaan dan gudang bacaan itu hanya terdapat dalam
perpustakaan Perlunya pemakaian kepustakaan sebab tidak ada belajar yang dapat
dilaksanakan tanpa buku bacaan, minat baca untuk meningkatkan prestasi belajar.
Motivasi Belajar Siswa
Pada dasarnya masa remaja (usia
SMP-SMA) merupakan masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.
Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya
maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan
ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah
matang. Usia remaja sangat rentan dengan keadaan lingkungan dan pergaulan.
Pada era sekarang ini
remaja telah terkontaminasi dengan perkembangan jaman dan teknologi.
Perkembangan teknologi tidak berarah ke perubahan yang positif malah menjadikan
remaja menuju ke hal-hal yang negatif yang membentuk pribadi dan motivasi belajar yang kurang baik
bagi remaja.
Fungsi Motivasi Belajar
Anak Remaja
Motivasi adalah penting,
bahkan tanpa kesepakatan tertentu mengenai definisi konsep tersebut. Apabila
terdapat dua anak yang memiliki kemampuan sama dan memberikan peluang dan
kondisi yang sama untuk mencapai tujuan, kinerja dan hasil-hasil yang dicapai
oleh anak yang termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak
termotivasi. Hal ini dapat diketahui dari pengalaman dan pengamatan
sehari-hari.
Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi
belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak
tersebut. Walaupun begitu hal itu kadang-kadang menjadi masalah, karena
motivasi bukanlah suatu kondisi. Apabila motivasi
belajar anak itu rendah umumnya diasumsikan bahwa prestasi siswa yang
bersangkutan akan rendah.
Pentingnya peranan motivasi
dalam proses belajar perlu dipahami oleh
pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada
siswa. Motivasi belajar dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor
dari dalam maupun luar, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi /
memuaskan suatu kebutuhan.
Peran motivasi dalam
proses belajar, motivasi
belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk
menggerakkan mesin, motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa
berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu
kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar anak.
1. Mendorong timbulnya
tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan
misalnya belajar.
2. Motivasi berfungsi
sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
3. Motivasi berfungsi
sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya
motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Pada garis besarnya
motivasi belajar mengandung nilai-nilai dalam pembelajaran sebagai berikut :
1. Motivasi menentukan
tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar anak.
2. Pembelajaran yang
bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan,
dorongan, motif, minat yang ada pada diri anak.
3. Pembelajaran yang
bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinitas guru untuk berupaya secara
sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan
dan memeliharan motivasi belajar ana.
4. Berhasil atau gagalnya
dalam membangkitkan dan mendayagunakn motivasi dalam proses pembelajaran
berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas.
5. Penggunaan asas
motivasi belajar merupakan sesuatu yang esensial dalam proses belajar dan
pembelajaran
Semoga dengan tulisan ini
akan ada perubahan yang terjadi baik dari sisi siswa maupun pendidik untuk
menjadikan PRESTASI sebagai suatu tujuan.
Menukil
wejangan Sunan Drajat, ”wenehono teken marang wong kang ora iso mlaku”,
diharapkan ada kesadaran dan pemahaman bagi orang yang lebih paham (pendidik)
untuk memberikan cara maupun ilmu kepada orang lain yang lebih membutuhkan
(siswa) sehingga ke depan terjadi keseimbangan dan keharmonisan, dan tidak
mungkin prestasi akan mudah untuk diraih.
SALAM SUKSES.
0 komentar:
Posting Komentar