Ki Hajar Dewantoro yang lahir pada 2 Mei 1899dan tiap
tanggal 2 Mei kita memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), telah
mengambarkan tentang sosok guru idaman nan ideal. Saya yakin kata-kata beliau
tidak asing lagi di telingga kita.
Menurut beliau seorang guru harus:
1. Ing Ngarso Sung Tulodho
1. Ing Ngarso Sung Tulodho
Kunci sukses pendidikan yang pertama dan utama adalah Akhlaq. Guru benar–benar harus bisa menjadi
teladan dalam berakhlaq. Anak didik kebanyakan lebih percaya dengan gurunya
daripada orangtuanya, karena guru dianggap tahu segala-galanya. Untuk itu
segala tingkah laku, sopan santun guru akan menjadi panutan muridnya. Guru
kencing berdiri, murid kencing berlari.
2. Ing Madyo Mangun Karso
2. Ing Madyo Mangun Karso
Kunci sukses kedua adalah Minat dan Semangat Belajar. Guru harus benar–benar
menjadi penggali minat dan pemompa semangat belajar anak sehingga setiap anak
mampu berpikir kritis dan belajar mandiri.
Jadi sebetulnya guru tidak perlu banyak
mengajar, justru lebih perlu banyak menggagas tentang beragam bintang prestasi
di langit yang perlu setiap siswa gapai.
Seorang bijak berpendapat bahwa tugas guru itu ibaratnya bercerita tentang enaknya ilmu dan membangkitkan selera anak untuk melahap ilmu tersebut. Keberhasilan tertinggi guru adalah jika mampu mengubah siswa yang mogok belajar menjadi siswa lebih pandai dari dirinya. Ini bukan tidak mungkin, karena otak anak dalam golden-age sedang otak gurunya sudah mulai telmi (maaf: telat mikir), waktu belajar anak lebih luas, sementara waktu belajar guru lebih terbatas, sumber belajar saat ini lebih banyak daripada sumber belajar ketika guru kuliah.
3. Tut Wuri Handayani
Seorang bijak berpendapat bahwa tugas guru itu ibaratnya bercerita tentang enaknya ilmu dan membangkitkan selera anak untuk melahap ilmu tersebut. Keberhasilan tertinggi guru adalah jika mampu mengubah siswa yang mogok belajar menjadi siswa lebih pandai dari dirinya. Ini bukan tidak mungkin, karena otak anak dalam golden-age sedang otak gurunya sudah mulai telmi (maaf: telat mikir), waktu belajar anak lebih luas, sementara waktu belajar guru lebih terbatas, sumber belajar saat ini lebih banyak daripada sumber belajar ketika guru kuliah.
3. Tut Wuri Handayani
Kunci sukses ketiga adalah Pengasuhan dan Pengayoman. Guru harus
benar–benar pengganti orang tua yang menerapkan Asah, Asih, Asuh, namun sekali
lagi bukan dalam arti mengajar tapi mendidik.
0 komentar:
Posting Komentar